BogorPolitan – Tenjo,
Roadshow DPC Pospera Kabupaten Bogor kali ini dilakukan di Dapil V, Sabtu, (14/12), dengan tema membangun kekuatan tanpa intoleran dan radikalisme. Hal ini dilakukan dengan melihat kondisi dimasyarakat yang mulai terkotak-kotak dan terkikis nilai-nilai Pancasila, UUD 45 dan Bhineka Tunggal Ika, pasca Pilpres kemarin. Agenda ini juga dimanfaatkan untuk melihat sejauh mana kekuatan dan kesolidan Pospera khususnya di Dapil V, serta, menampung aspirasi dari seluruh pengurus Pospera.
Acara yang dipusatkan dikediaman Rudi, Ketua Pospera Kecamatan Tenjo, di Desa Cilaku, dihadiri Sasha (Ketua DPC Pospera Kabupaten Bogor), Phoyo (Seketaris DPC Pospera Kabupaten Bogor) dan Wawan Risdiawan (Penasehat DPC Pospera Kabupaten Bogor) serta pengurus PAC Pospera tingkat kecamatan yang ada di Dapil V.
Sasha, Ketua DPC Pospera Kabupaten Bogor, dalam sambitannya mengatakan, target kita adalah pembentukan kepengurusan di tiap Kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor, sehingga di tahun 2020 sudah lengkap terbentuk, agar nanti program-program yang dibawa sampai ke masyarakat.
“Ini bukan konsolidasi masalah partai, tapi ini ririungan atau silaturahmi, menampung aspirasi, kita bergerak untuk mengawal program-program pemerintah agar tepat sasaran, terlebih kita sangat peduli sekali terhadap isu kesehatan dan pendidikan, khususnya kesehatan, yang mana kita (Pospera) telah memberikan adanya mobil ambulan yang hampir disetiap Kecamatan dan 100 lebih motor sampah,” katanya lebih lanjut.
Sementara itu, Penasehat Pospera, Wawan Risdiawan atau akrab disapa Wanli, yang juga seorang politisi PDI Perjuangan ini mengatakan bahwa kenapa dirinya mau masuk di Pospera, karena dirinya ingin bersama-sama dengan rakyat, “Pospera itu ya Indonesia, Pospera ya Jokowi, Pospera ya Adian, kita tidak melihat suku, ras dan agama,” tegasnya dalam sambutan.
“Radikalisme adalah gerakan politik yang brutal, menginginkan penggulingan kekuasaan yang sah. Kita pospera harus berani berbicara benar bahwa kita punya Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika,” katanya.
Dirinya mengajak kepada kader Pospera yang hadir agar memahami bukan memaklumi terkait perbedaan yang ada karena negara kita yang majemuk, “saya teringat kutipan perkataan Adian, kita tidak bisa minta kita dilahirkan seperti ini, jadi mari kita kedepankan nilai-nilai toleransi dan saya meminta jangan kita berani bicara dengan kelompok kita saja, tapi kita harus berani keluar, bahwa kita punya hak yang sama,” pungkasnya.
Acara selanjutnya dimanfaatkan oleh kader pospera untuk sesi tanya jawab dan menyampaikan aspirasi.
Reporter : DP/red