Laporan: Dharmawan
Bogorpolitan.com || Kota Bogor
Dalam rangka mengisi bulan suci Ramadan dengan kegiatan positif, SMK 3 dan SMK 4 Bina Sejahtera yang berlokasi di Jl. Radar Baru No. 8, Kelurahan Margajaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, menggelar pesantren kilat (sanlat) selama lima hari.
Kegiatan ini berlangsung mulai Senin hingga Jumat 7/3/ 2025, setelah libur awal Ramadan.
Kepala SMK 4 Bina Sejahtera, Nugraha Satya Laksana, yang didampingi Kepala SMK 3 Bina Sejahtera, Nurul Hidayati, mengungkapkan bahwa sanlat merupakan program tahunan yang bertujuan membentuk karakter Islami serta meningkatkan pemahaman dan praktik ibadah siswa selama Ramadan.
Menurut Nugraha, sanlat ini difokuskan pada pembelajaran ibadah yang benar, mulai dari pemahaman tentang salat lima waktu, peningkatan kemampuan membaca Al-Qur’an, hingga menambah hafalan ayat-ayat suci.
“Kami ingin anak-anak menjalankan ibadah puasa dengan baik, memahami bacaan salat yang benar, serta menjadikan bulan Ramadan sebagai momentum untuk meningkatkan bacaan dan hafalan Al-Qur’an,” ujarnya.
Untuk memperkuat motivasi para siswa, selain melibatkan para guru, pihak sekolah juga menghadirkan motivator dari kalangan mahasiswa S1 dan S2 dari IPB dan Tazkia.
Para mahasiswa yang diundang merupakan aktivis kampus yang berprestasi, sehingga diharapkan bisa menginspirasi para siswa.
Setiap hari, sanlat dimulai dengan salat Dhuha, dilanjutkan dengan zikir dan tausiah, serta sesi pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa.
Untuk efektivitas pembelajaran, para peserta dibagi ke dalam tiga kelompok:
1. Kelompok Iqro – untuk siswa yang belum bisa membaca Al-Qur’an.
2. Kelompok Tahsin – untuk siswa yang sudah bisa membaca Al-Qur’an, tetapi perlu memperbaiki tajwid dan makhrajnya.
3. Kelompok Hafalan – bagi siswa yang sudah lancar membaca, dengan fokus meningkatkan hafalan mereka.
“Jika selama Ramadan belum tuntas, maka pembelajaran akan dilanjutkan setelah Ramadan sesuai dengan kelompoknya masing-masing,” bebernya.
Di penghujung kegiatan, kata dia, sanlat ditutup dengan program sosial Berbagi Rantang, di mana para siswa membagikan takjil kepada masyarakat sekitar. Program ini merupakan hasil dari tabungan para siswa sebagai bentuk kepedulian sosial.
Menjelang akhir Ramadan, para siswa juga didorong untuk melaksanakan sanlat mandiri dengan mengikuti i’tikaf di masjid-masjid sekitar rumah mereka.
Bagi siswa yang aktif di sekolah, Nugraha bahkan menganjurkan untuk mengikuti i’tikaf di Masjid Al-Hurriyah, Kampus IPB.
“Kami berharap dengan memahami isi Al-Qur’an melalui metode tahsin, siswa tidak hanya mampu membaca dengan baik, tetapi juga memahami maknanya dan menjadikannya sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari,” tutupnya.