Menhut RI Ngabuburit di Nanggung, Tanam Pohon dan Lepas liarkan Ratusan Burung

0
102 views

Bogorpolitan.com || Nanggung

Menteri Kehutanan Republik Indonesia (Menhut RI), Raja Juli Antoni, menghabiskan waktu menjelang berbuka puasa dengan cara berbeda.

Ia ngabuburit bersama Kelompok Tani Hutan (KTH) di Gunung Situ Menteng, Desa Bantarkaret, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, pada Minggu (16/3/2025).

Dalam acara Ngabuburit Lestari ini, ia berdiskusi dengan para petani hutan usai itu, melepasliarkan satwa, serta menanam pohon. Tak hanya itu, Mentri juga memberikan bantuan dua ekor Kambing.

“Udaranya segar, jauh berbeda dengan di Jakarta,” ujar Raja Juli Antoni saat berdiskusi dengan masyarakat sambil menikmati suasana hijau dan asri di lokasi.

Dalam pertemuan dengan Kelompok Perhutanan Sosial Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) dan KTH, HKM.

Dia menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen menjadikan pengelolaan hutan sebagai bagian integral dari kehidupan masyarakat.

“Komitmen pemerintah agar pengelolaan hutan terintegrasi adalah model yang diperlihatkan masyarakat,” katanya.

Perwakilan kelompok tani hutan pun menyambut baik kebijakan ini. Mereka menyampaikan rasa syukur dapat bertemu langsung dengan Menhut RI dan berdiskusi mengenai berbagai skema partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan.

“Alhamdulillah, senang sekali hari ini dengan Pak Wamen (Wakil Menteri) bersama enam kelompok tani hutan dari tiga jenis partisipasi masyarakat,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa partisipasi tersebut meliputi perhutanan sosial melalui kelompok hutan desa, hutan kemasyarakatan (HKm), kemitraan konservasi, serta rehabilitasi hutan.

“Ini menunjukkan bahwa masyarakat bisa terlibat penuh dalam program-program kehutanan yang dicanangkan pemerintah,” bebernya.

Menurut dia, paradigma pengelolaan hutan harus berubah. Jika sebelumnya masyarakat hanya menjadi penonton keindahan hutan, kini mereka bisa masuk dan berperan aktif dalam pelestarian hutan melalui berbagai skema yang telah disediakan.

“Intinya bagaimana hutan kita tetap lestari, tetapi pada saat yang sama kesejahteraan masyarakat juga terjamin,” tegasnya.

Dalam kegiatan ini, sekitar 300 ekor burung dari empat jenis dilepasliarkan ke habitatnya.

Pelepasliaran ini dilakukan bersama anak-anak sebagai bagian dari edukasi dini tentang pentingnya menjaga keanekaragaman hayati.

“Kita mengingatkan anak-anak agar tidak menangkap atau menembak burung. Masa depan hutan dan keanekaragaman hayati sangat bergantung pada mereka,” ujarnya.

Melalui kegiatan ini, pemerintah berharap dapat menanamkan kepedulian terhadap lingkungan sejak usia dini.

“Kami berharap dengan kerja sama yang bermakna, visi besar Pak Prabowo bisa terwujud, yaitu tani lestari, masyarakat sejahtera,” pungkasnya.***

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini