Animo Masyarakat Datangi Alun-alun Leuwiliang Sebagai Sinyal Untuk Kabupaten Bogor

0
556 views

BogorPolitan – Leuwiliang
Laporan : M. Ilyas

Adanya Alun-alun Kecamatan Leuwiliang yang dibuka bertepatan dengan akhir Tahun 2021 sehingga masyarakat berduyun-duyun datang ke lokasi untuk merayakan malam Tahun Baru 2022.

Berdasarkan pengamatan Drs. Lulu Azhari Lucky atau Ki Jalu, merupakan sinyalemen yang harus ditangkap oleh Pemerintah Kabupaten Bogor bahwa Alun-alun Leuwiliang sebagai Ikon Bogor Barat, yang bisa menjadi Ibukota Kabupaten Bogor Barat.

“Pemikiran saya berbeda, bahwa ini adalah sinyal dari masyarakat bahwa Leuwiliang ini menjadi ikon Bogor Barat, alun-alun yang mungkin dibenak masyarakat, dengan adanya alun-alun bisa menjadi Ibukota Bogor Barat. Nah, inilah sinyal yang harus direspon oleh Pemerintah Kabupaten induk (Kabupaten Bogor),” ungkapnya.

Menurut Ki Jalu, Alun-alun minimalis saja animo kedatangan masyarakat cukup luar biasa, dengan dasar itu perlu dibangun yang lebih besar lagi.

“Alun-alunnya bila perlu bikin lagi yang lebih besar, dengan alun-alun minimalis saja yang datang itu tidak kurang dari dua ratus pengunjung pada saat malam tahun baru dan dari penjagaan Ormas juga banyak juga yang mengamankan ini. Artinya ini sinyal bahwa masyarakat dengan adanya alun-alun ini, mereka merasa gembira,” jelasnya.

Terkait apa yang distatemenkan oleh Kadis DPKPP Kabupaten Bogor, sambung Ki Jalu, artinya memang pembukaan alun-alun Leuwiliang ini bertepatan dengan tutup tahun.

“Saya lihat sendiri bahwa masyarakat tumplek pada saat tahun baru itu ke alun-alun Leuwiliang,” tambahnya.

Adapun hal ini berdasarkan pernyataan Kepala Dinas (Kadis) Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Bogor, Ajat Rohmat Jatnika beberapa waktu lalu di Alun-alun Leuwiliang.

Menurut Ajat, kerusakan terjadi akibat adanya rasa penasaran dari masyarakat, dengan desain baru dari Alun-alun Leuwiliang, dengan banyaknya lampu.

Kadis DPKPP Ajat Rohmat Jatnika mengira, kerusakan itu hanya rasa penasaran, bukan sesuatu yang disengaja hanya sebatas rasa keinginan tahuan Masyarakat.

“Mungkin penasaran dan bukan sesuatu yang disengaja oleh masyarakat saya kira, kedua ada tulisan tuh mungkin digoyang, goyang-goyang gitu ya, mungkin desain kita lebih kearah sana, kami menganggapnya sesuatu yang menarik bagi masyarakat atas rasa keinginan-tahuan mereka,” jelasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini