BogorPolitan – Cigudeg,
Laporan : M. Ilyas ||
Pencairan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dari Kantor Pos dan Giro bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) mendapatkan uang tunai sebesar Rp. 600.000,- yang dilaksanakan di Kantor Desa Argapura, Kecamatan Cigudeg, dengan 2 tahap.
Namun ada persoalan lain yang didapat setelah uang dicairkan, di duga KPM hanya mendapatkan Uang tunai Rp. 250.000,- dan Beras 3 Karung, pada tahap pertama.
Hal itu dikatakan KPM BPNT Soraya yang peduli masyarakat sebagai Relawan, kepada Wartawan, Senin, 08/03/2022, di Rumahnya.
“Ketika pencairan kemarin KPM di desa hanya mendapatkan Beras 3 karung dan uang sebesar Rp.250. 000,- langsung, karena berasnya ada di Desa itu untuk tahap pertama pencairan,” katanya.
Soraya menambahkan, pencairan kedua KPM dapat kupon beras 3 karung dan uang Rp250. 000,- di sana tidak tertera harga untuk beras yang 3 karung, dari awal mendapat bantuan pun agen Tipar / Sukandi, tidak pernah ada struk.
Dalam kesempatan itu pula, Soraya menjelaskan bahwa pemilik Agen Tipar/Sukandi adalah seorang Kepala Dusun (Kadus).
Berbeda yang dialami Giri, ketika mencairkan Uang BPNT di Kantor Desa, dirinya mengaku dicegat oleh salah satu Oknum Desa, diminta uang sejumlah Rp.100.000,- dengan alasan untuk beli Kopi.
“Kalau enggak beli beras juga enggak apa-apa, yang penting saya minta untuk beli Kopi, kata bu Ernah, saya pikir sepuluh ribu, ternyata seratus ribu, karena kata bu Ernah yang lain juga segitu,” terangnya.
Ketika dikonfirmasi Kepala Urusan Tata Usaha (Ka. TU), Ernah S, di Kantor Desa setelah bicara panjang lebar mengakui adanya Kupon dan meminta uang kopi.
“Memang betul di kasih nota, emang begini Pak pas saya ketemu temen saya mungkin temenan, biasa suka bercanda ada nih buat kopi, mungkin seperti itu,” jawabnya.
Saya rasa gini aja, Ernah melanjutkan, “di Pemerintahan ini ada Kepala Desa, segala sesuatunya beliau yang bertanggung jawab, kalau soal penyaluran beras itu mungkin suplayer sama agen. Saya tidak tahu, saya di Umum hanya membantu pelaksanaan,” ujarnya.
