BogorPolitan – Tajurhalang,
Bekerjasama dengan Kemenristekdikti Universitas Sahid Jakarta mengadakan Pelatihan Tehnologi Veltikultur kepada Ibu-ibu PKK dan Karang Taruna di Desa Nanggerang Kecamatan Tajurhalang Kabupaten Bogor, dalam Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM), Sabtu (14/9).
Tehnologi Veltikultur adalah sebuah tehnik bercocok tanam yang dilakukan dilahan/ruang sempit dengan memanfaatkan bidang vertikal atau bertingkat sebagai tempat bercocok tanam. Selain itu juga peserta dibekali dengan bagaimana cara membuat Komposing dengan Metode Tatakura.
Ditengah pelaksanaan salah satu Anggota PPDM Soecahyadi mengatakan bahwa Program ini dilaksanakan oleh Kemenristek Dikti bekerjasama dengan Universitas Sahid (USAHID) dan dilaksanakan selama 3 tahun. Pelaksanaan PPDM di Desa Nanggerang ini merupakan pelaksanaan yang pertama.
“Ditahun pertama pelaksanaan ini ada 4 kegiatan yang akan kita lakukan dan hari ini merupakan kegiatan ke 3 yaitu melaksanakan kegiatan pelatihan penghijauan dengan Metode Veltikultur dan pembuatan Komposing dengan Metode Tatakura sebelumnya kita sudah melaksanakan Sosialisasi Kewirausahaan dan Pemasaran On line juga nanti akan kita laksanakan kegiatan Pengembangan Produk Usaha Kripik Singkong,” jelas Cahyadi.
Tujuan dari kegiatan ini sebenarnya untuk mengembangkan desa khususnya meningkatkan peran serta masyarakat desa untuk lebih aktif dalam meningkatkan kewirausahaan dan memberi pemahaman bagaimana cara penghijauan yang baik.
Dan ditahun ini juga akan kita adakan pelatihan untuk pengembangan produk, karena di Desa Nanggerang potensi industri kecil yang sedang berkembang adalah Kripik Singkong maka produk ini akan kita kembangkan karena pantauan kami produk kripik singkong ini masih konvensional dan produknya masih kripik singkong biasa.
“Program pengembangan Kripik Singkong ini akan kita laksanakan diprogram ke 4, dimana pengembangan kripik singkong yang ada akan kita kembangkan menjadi produk yang lebih bervariasi dan berbeda juga memperluas segmen pasar dari kelas menengah kebawah menjadi kelas menengah keatas dan bagaimana pemasaran yang baik melalui on line selain tentunya perubahan kemasan yang baik sesuai dengan bidikan pasar menengah ke atas,” paparnya.
Terkait permodalan untuk kegiatan ini dikatakan Cahyadi bahwa Kemenristek Dikti tidak memberikan modal berupa uang tunai tapi bentuknya kegiatan yang didalamnya ada perlengkapan peralatan yang disuport Kemenristek Dikti, jadi bukan berupa Cash Money tapi berupa alat tehnologi yang nantinya bisa digunakan dan dimanfaatkan sepenuhnya oleh masyarakat.
“Dalam kegiatan ini kita libatkan Ibu Ibu PKK juga Karang Taruna praktek langsung bagaimana menanam pohon dengan tehnik Veltikultur dan bagaimana membuat Komposing yang benar, semua alat dan pendukungnya kita siapkan,” ujarnya.
Usai kegiatan ini tidak lepas begitu saja, karena akan ada pembinaan terus ada pendampingan, monitoring dan evaluasi. Seminggu sekali akan dievaluasi bagaimana hasil dari kegiatan yang sudah kita laksanakan ini dan kita laporkan ke Kemenristek Ditki.
Kita berharap dengan kegiatan ini akan tumbuh kesadaran masyarakat khususnya masyarakat Desa Nanggerang akan pentingnya penghijauan kemudian meningkatnya kreatifitas masyarakat bukan hanya bergerak di industri jasa namun bisa memberikan suatau kreatifitas berupa produk olahan dengan varian dan variasi serta segmen pasar yang lebih luas dan terpenting adalah meningkatnya kesadaran akan pentingnya penghijauan.
Ditempat yang sama Sekdes Nanggerang Ujang Hari SE, menuturkan ia sangat apresiasi dengan ditunjuknya Desa Nanggerang sebagai pemula atau
Percontohan dalam kegiatan PPDM ini.
“Ini adalah kerjasama Pemdes Nanggerang dengan USAHID dan didukung penuh oleh Kemenristek Dikti dalam PPDM, Alhamdulillah kegiatan berjalan lancar peserta sangat antusias mengikuti arahan dan petunjuk Tim PPDM, semoga ini menjadi Preseden yang baik bagi para peserta untuk lebih peduli pada lingkungan. Kita liat sendiri bagaimana mereka belajar membuat komposing juga penanaman pohon dengan veltikultur,” terang Ujang.
Yang paling memungkinkan kedepan adalah bagaimana dengan lahan terbatas kita bisa melakukan cocok tanam atau kegiatan pertanian dengan sistem atau Metode Veltikultur inilah penghijauan atau kegiatan pertanian bisa kita laksanakan dengan baik,” sambung Ujang.
“Kegiatan ini nantinya akan diterapkan di Pos Pos Yandu di Wilayah Desa Nanggerang. Peserta sendiri terdiri dari 10 kompok, 6 kelompok Pos Yandu, 2 dari UKM, 1 Karang Taruna dan 1 Kelompok Staf Desa,” pungkasnya.
Reporter : Dharmawan