BogorPolitan – Kab. Bogor,
Kesejahteraan Guru Honorer menjadi salah satu prioritas utama Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Entis Sutisna S.Pd., MM., sejak dirinya menjabat sebagai Kadisdik Kabupaten Bogor menggantikan TB. Luthfi Syam. Hal ini diungkapkan Kadisdik Entis Sutisna kepada BogorPolitan dikantornya, Selasa 27/08/2019.
“Tentunya saya akan meneruskan program yang sudah berjalan dari Kadis yang lama, apa yang sudah dicanangkan oleh Kadis lama sesuai dengan Program Panca Karsa yang digulirkan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bogor, dalam hal ini diantaranya Bogor Cerdas, yang didalamnya bagaimana kompetensi para guru terutama guru-guru honorer untuk ditingkatkan kompetensinya,” jelas Entis.
Karena adanya guru-guru honorer yang berlatar-belakang pendidikannya bukan keguruan, namun mereka sudah mengabdi cukup lama maka Disdik Kab. Bogor memberikan solusi, yaitu adanya diklat-diklat untuk menambah dan meningkatkan kompetensi para Guru honorer.
Masih kata Entis bahwa bukan saja Kompetensi yang dituntut tapi juga plus bagaimana meningkatkan kesejahteraan para Guru Honorer ini.
“Kita akan usulkan ke Bupati jika ditingkatkan yang sekarang sudah disampaikan mudah-mudahan kedepan untuk ditambahkan, juga secara kelembagaan akan kita usulkan ke Pusat bahwa terkait dengan minimnya Dana Bos untuk penggajian Guru Honorer yang hanya 15%, agar ditambah. Kekurangan guru di Bogor ini cukup signifikan dengan banyaknya guru yang pensiun sementara Quota yang diberikan untuk pengangkatan Guru PNS tidak sesuai dengan jumlah Guru yang pensiun,” ujar Entis.
“Solusinya memaksimalkan Guru-guru Honorer, plus nanti mudah-mudahan dengan adanya Pengangkatan P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) menjadi salah satu solusi untuk memaksimalkan guru-guru honorer ini. Guru P3K sama perlakuannya dengan Guru PNS seperti Pangkat, Golongan, Gaji dan sebagainya hanya bedanya Guru P3K tidak mendapatkan Pensiun,” jelasnya lagi.
Untuk menjadi Guru P3K ini ada seleksi, ada testing sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dengan latar belakang pendidikan dan sebagainya. Untuk menjadi Guru P3K tidak ada batasan maksimal usia, sebagai bentuk penghargaan karena mereka sudah mengabdi menjadi pendidik sebagai Guru Honorer mudah-mudahan minimal masuk ke P3K.
Terkait penerapan Revolusi Industri 4.0 disekolah sekolah, Entis mengatakan, bagaimana penerapannya kita ikuti undang-undang yang sedang dirancang dari pusat, kita mengikuti aturan, patuh dan tunduk pada aturan yang memang nanti yang diberlakukan untuk itu.
“Tantangan dunia pendidikan kedepan semakin berat karena nanti anak dituntut bukan saja terampil diberbagai bidang tapi yang terpenting adalah menjadikan siswa yang berkarakter makanya pendidikan karakter itu yang kita galakkan,” tegas Entis.
Lebih lanjut Entis mengatakan target awal menjadi Kadisdik adalah bagaimana rata-rata lama sekolah di Kabupaten Bogor bergerak, sekarang ini masih diangka 7.0-7,9 atau sampai 8 tahun yaitu kelas 2 SMP (kelas 8) rata-rata lama sekolah, mudah-mudahan kita bisa menyamai rata-rata lama sekolah Propinsi Jawa Barat. Untuk mencapai pergerakan itu salah satunya dengan Pembinaan PKBM-PKBM yang ada di Kabupaten Bogor kita maksimalkan, karena orang-orang yang sudah drop out diatas 25 tahun tidak memungkinkan lagi sekolah disekolah formal juga mereka dengan alasan lainnya kita upayakan untuk masuk ke PKBM melalui Paket A, Paket B dan Paket C.
“Juga di kita ada Pondok Pesantren yang tidak mengikuti/memiliki atau tidak dilengkapi dengan pendidikan formal terutama pesantren tradisional, maka PKBM dapat bergerak disitu, agar nantinya mereka bisa mengenyam pendidikan formalnya. Target kemudian peningkatan angka rata-rata lama sekolah, peningkatan pengadaan Sarpras seperti mebeler yang sudah ada komunikasi dengan Propinsi, InSya Allah Propinsi akan membantu untuk pengadaan mebeler, bangku, komputer dan sebagainya,” pungkasnya.
Reporter : Darmawan