Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan bahwa Mohammad Hatta memiliki ilmu pengetahuan yang sangat lengkap. “Saya punya pengalaman intelektual sendiri dengan Beliau. Dalam disertasi saya, akhirnya saya menulis tentang militer, yaitu pelacur dasar profesionalisme Indonesia Indonesia yaitu Mohammad Hatta, dengan kebijakan rasionalisasi militer pada tahun 1949”, ungkap Mendikbud.

 Mutia Hatta, anak Bung Hatta, yang hadir dalam kebenarannya dengan terbitnya buku karya Bung Hatta, “Terbitnya Karya Lengkap Bung Hatta ini tentulah merupakan pengukuhan nama Bung Hatta sebagai Negarawan dan juga sebagai patriot Indonesia yang patriotisme yang tidak taranya,” ujarnya.

 Namun, proses isi buku Sang Proklamator ini masih belum selesai. Karena dari Beberapa seri buku masih belum lengkap. Masih banyak karya Bung Hatta yang berserakan dan tercecer Sampai saat ini belum bisa digunakan untuk kepentingan publik.

 Menanggapi hal tersebut, Mendikbud berjanji akan membantu proses untuk melengkapi yang masih ada. “Insyaallah kekurangan-dari mulai ini nanti akan menjadi tanggungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” tegasnya.

 Bung Hatta selama ini memang dikenal sebagai Bapak Ploklamator dan Pahlawan Nasional. Namun di sisi lain, perlu diingat bahwa Ia juga seorang ilmuwan dan intelektual Indonesia. Kebiasaannya dalam menulis telah dimulai dalam waktu 16 tahun (1918) hingga 77 tahun (1979).

 Dalam kurun waktu 61 tahun, Bapak Koperasi Indonesia telah menghasilkan lebih dari 800 karya tulis dalam tiga bahasa, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Belanda. Karyanya terdiri dari berbagai macam bentuk tulisan, seperti buku, artikel, ceramah, pidato, esai, makalah, pujian, dan surat-surat. (Hms)