Jakarta, bogorpolitan.com
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan akan menggelar Kongres Kebudayaan Indonesia 2018 di Jakarta pada tanggal 5 sd 9 Desember 2018. Kongres Kebudayaan Indonesia tahun 2018 ini bertepatan dengan 100 tahun Kongres Kebudayaan Indonesia ( KKI). KKI pertama kali diselenggarakan pada tahun 1918 di Magelang, Jawa Tengah.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, KKI 2018 akan mencantumkan strategi-strategi masyarakat. Perbedaan KKI 2018 dengan KKI sebelumnya adalah, KKI 2018 akan mendorong seluruh pemangku kepentingan masyarakat. Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan, dengan semangat memajukan masyarakat, Kemendikbudiptakan unsur-unsur masyarakat, narasumber, dan pemangku kepentingan lainnya dalam KKI 2018. Oleh karena itu Kongres Kebudayaan Indonesia 2018 ini dijalankan dengan semangat gotong royong yang mengobarkan semua pihak.
Hilmar mengatakan, strategi pendidikan adalah pekerjaan yang besar yang menjadi amanat dari UU Pemajuan Kebudayaan. “Jadi strategi budaya adalah penjuru visi dan misi yang sudah tertuang dalam pembukaan UUD 1945 di dalam konteks sekarang, dan ini pekerjaan yang sangat besar untuk pertama kalinya dalam sejarah kita. Proses penyusunan ini berlangsung dari bawah. Jadi strategi budaya ini bukan kesimpulan dengan para ahli saja, bukan kesimpulan dari budaya lain saja, bukan hanya dari mereka yang memiliki pikiran-pemikiran cemerlang, tapi ini merupakan buah dari kecerdasan kolektif, ”ujarnya saat acara Peluncuran Kongres Kebudayaan Indonesia 2018 di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Jumat (9/11/2018).
Sebelum dibuat Kongres Kebudayaan 2018, Kemendikbud telah mengumpulkan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) dari 200 kabupaten / kota, atau tidak dari 24 provinsi yang menyerahkan ke Kemendikbud. Maksud dan tujuan PPKD telah menjadi pembahasan tentang strategi masyarakat di masing-masing negara, yaitu membentuk ide-ide kolektif yang bermuara pada satu rangkuman dan berkorelasi menjadi strategi budaya yang sangat kuat.
Himar menuturkan, Kemendikbud bekerja keras untuk menghimpun pandangan dari berbagai sektor atau bidang masyarakat, dan sekarang ini sudah ada 27 rumusan yang muncul dari masing-masing bidang. Mulai dari mereka yang bergerak di bidang seni pertunjukan, membahas masalah infrastruktur, sarana prasarana, sampai pada senjata tradisional, hingga wayang. “Jadi Kongres Kebudayaan Indonesia 2018 ini adalah upaya menghimpun informasi, informasi, dan informasi dari hasil solusinya, serta merangkainya menjadi rumusan strategi ekonomi yang solid,” ujarnya. (HMS)