Laporan : Eka Rufa ||
BogorPolitan com – Cianjur,
Akibat harga beras dipasaran terus meroket warga Ciranjang Kabupaten Cianjur menjerit, bahkan meroketnya harga beras tersebut terjadi diberbagai kelas.
Menjeritnya warga tersebut, kuat dugaan akibat terjadinya kemarau panjang hingga hasil beras lokal pun sulit didapat.
Diketahui harga beras premium perkilo gramnya Rp.12 ribu rupiah, tapi sekarang mencapai Rp.17 sampai Rp.18 ribu perkilogramnya. Kenaikan harga beras memang tidak sekaligus melainkan hampir setiap pekannya berangsur naik.
Salah seorang pedagang beras Putra Harapan Jaya (PHJ) Andir Ciranjang Agus menjelaskan, sejak satu bulan ini harga beras medium maupun harga beras premium itu mengalami kenaikan secara berangsur mulai dari kisaran Rp.11-12 ribu per kilogram, sekarang menjadi Rp.16, 17 sampai 18 ribu per kilogram.
“Meroketnya harga beras, itu diduga akibat sulitnya bahan pokok beras (Padi/gabah), sehingga harga beras disetiap tengkulak menjadi mahal. Harga beli dari tengkulak untuk warung pun ikut meningkat naik dan otomatis harga jual ke konsumen menjadi naik pula,” kata Agus, Senin (26/02/2024).
Agus melanjutkan, sebenarnya kenaikan harga beras medium maupun premium itu tidak sekaligus melainkan berangsur tiap belanja ke tengkulak selalu ada kenaikan.
“Mulanya beras medium dan Premium seharga Rp.11,13 ribu perkilogramnya tapi harga sekarang menjadi Rp.17 -18 ribu per kilogramnya,” ungkapnya.
Sementara itu, Kasubag Dinas Pasar Ciranjang Irwan (52) membenarkan adanya kenaikan beras tersebut, berdasarkan hasil survei di lingkungan Pasar Ciranjang, bahwa harga beras medium maupun premium itu adanya kenaikan yang cukup signifikan sekarang beras medium mencapai Rp.16-17 perkilogramnya.
“Ya, kenaikan harga beras itu akibat berlangsungnya musim kemarau yang cukup panjang, hingga disetiap daerah yang ada di Kabupaten Cianjur terjadi kelangkaan padi/gabah dan pasokan beras dari luar kota Kabupaten Cianjur cukup langka pula. Sementara itu, beras lokal Cianjur sudah sulit didapat, adapun pasokan beras dari Garut, Karawang dan pasokan beras dari Kabupaten lainnya pun juga sudah langka mengirim ke Pasar Ciranjang, mungkin disana juga sama kesulitan mencari bahan popok beras,” kata Irwan kepada media.
Ditemui terpisah, salah seorang tokoh masyarakat Ciranjang yang rumahnya tak jauh dari Pasar Ciranjang Iwan Yusuf (50) menerangkan, meroketnya harga bahan pokok beras itu membuat menjerit masyarakat yang tingkat ekonominya kurang beruntung, karena tidak sedikit warga yang mampu beli beras tapi tak bisa beli lauknya.
“Rumah saya kan memang tak jauh pasar Ciranjang, sekarang warga yang ekonominya kurang beruntung, mereka sering mengeluh, bisa beli beras tapi tak bisa beli lauk pauknya,” kata Iwan.
Masih dikatakan Iwan, dengan terus meroketnya harga beras, warga memohon untuk tidak menuding akibat kemarau yang panjang, karena terjadinya kemarau bukan sekarang saja tetapi tiap tahun juga terjadi kemarau tapi harga beras normal-normal saja.
“Atas nama warga masyarakat, kami meminta kepada Pemkab Cianjur khususnya pada Dinas perdagangan dan dinas terkait lainnya, mohon segera melakukan penelitian siapa tahu ada solusinya atau ditemukan oknum spekulan yang menimbun padi/gabah. Jadi kami mohon segera adakan operasi pasar dengan harga murah,” tutupnya.