BogorPolitan.com – Kota Bogor
Laporan : Retno Handayani
Art Speaks Justice Hadirkan Pameran Bertema Keadilan Sosial di Dieu Geura Arts and Community Space, Bogor Tengah, Kota Bogor
Ketimpangan sosial tidak hanya menjadi angka dalam laporan statistik. Ia hadir dalam kehidupan sehari-hari, sentuhan udara yang kita minum, pekerjaan yang kita lakoni, hingga hak-hak dasar yang seharusnya dinikmati setiap manusia. Menyadari urgensi ini, Art Speaks Justice (ASJ) menggelar pameran seni bertajuk “Ragam Selaras” di Ruang Seni dan Komunitas Dieu Geura, Bogor Tengah, Kota Bogor.
Di balik karya-karya yang dipamerkan, tersimpan cerita dari banyak suara yang selama ini jarang terdengar. Pameran ini lahir dari proses dialog warga, mengangkat keresahan tentang isu-isu krusial seperti air bersih, profesi yang termarjinalkan, hingga perdagangan manusia. Dari suara-suara itu, para seniman memprosesnya menjadi instalasi yang menggugah.
Salah satunya, “Cai Beak, Manusa Balangsak” karya GeneratifA, mengajak pengunjung untuk merefleksikan hubungan manusia dengan ekosistem udara — sesuatu yang sering dianggap sepele, namun krusial bagi keberlangsungan hidup.
Lalu ada “Legit” dari Mahdi Albart, yang mengkritisi betapa tidak setaranya pengakuan terhadap berbagai profesi, digambarkan melalui sertifikat visual yang provokatif dan ironis.
Sementara itu, Ahmad Fauzan lewat karyanya “Foucault+Delete”, mengajak pengunjung menyelami sistem sosial yang diam-diam menciptakan celah bagi praktik perdagangan manusia.
Lebih dari sekedar memajang karya, “Ragam Selaras” juga menjadi ruang pertemuan ide dan solusi. ASJ menghadirkan talkshow bersama seniman, serta diskusi unik bertajuk “Solusi Ketertiban Pekerja Seni Jalanan”, mempertemukan aparat Satuan Polisi Pamong Praja dengan para pengamen kota. Aktivasi kreatif berupa sablon gratis juga dihadirkan untuk mempererat interaksi dengan pengunjung.
Bagi Edo Walad, Ketua Penyelenggara pameran, seni adalah jembatan untuk berbicara tentang keadilan sosial dengan cara yang lebih membumi dan mengena.
“Kami ingin menyampaikan pesan keadilan sosial melalui karya seni, meningkatkan kesadaran tentang isu kesetaraan, dan menciptakan ruang temu antara komunitas, seniman, pemerintah, dan media,” jelas Edo.
Dalam suasana yang hangat dan inklusif, “Ragam Selaras” bukan sekedar pameran, melainkan sebuah gerakan kecil — yang berharap mampu menggerakkan lebih banyak hati untuk peduli.
Pameran ini akan berlangsung hingga 4 Mei 2025. Informasi lebih lanjut dapat diperoleh melalui akun Instagram resmi @artspeaksjustice.