Pengambilan Bendera Pusaka Oleh Asmawa Tosepu, Tradisi Baru untuk Memperkokoh Nasionalisme di Kabupaten Bogor

0
114 views
Penjabat (PJ) Bupati Bogor, Asmawa Tosepu (kanan), menerima bendera pusaka dari pendopo Desa Malasari, Nanggung, Kabupaten Bogor, dalam prosesi penyerahan sebelum dibawa ke pendopo kantor bupati di Cibinong. Prosesi ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79. Kamis (15/08)

Kab.Bogor, Bogorpolitan.com ||

Penjabat (PJ) Bupati Bogor, Asmawa Tosepu, memimpin prosesi penting dalam rangkaian peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79. Prosesi tersebut melibatkan penjemputan bendera pusaka dari pendopo Desa Malasari, Nanggung, Kabupaten Bogor, untuk dibawa ke pendopo kantor bupati di Cibinong.

Bendera pusaka ini akan disandingkan dengan duplikat bendera pusaka yang telah diterima dari pemerintah pusat, yang nantinya akan dikibarkan pada upacara peringatan 17 Agustus.

Prosesi penjemputan bendera pusaka ini langkah awal untuk menjadikan Malasari sebagai destinasi wisata sejarah yang memadai, sekaligus memperkokoh semangat nasionalisme dan kebanggaan akan warisan sejarah di Kabupaten Bogor.

“Kegiatan ini lebih dimaknai sebagai upaya menghormati, menghargai, dan memperkokoh semangat nasionalisme sebagai sesama warga negara, terutama dalam memperingati ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79,” kata Asmawa Tosepu, kepada wartawan, Kamis (15/08/2024).

Menurutnya, prosesi ini tidak hanya sekadar seremonial, tetapi juga merupakan bagian dari upaya untuk menanamkan nilai-nilai sejarah dan semangat patriotisme kepada masyarakat, khususnya generasi muda di Kabupaten Bogor.

Asmawa juga mengungkapkan harapannya agar tradisi ini menjadi bagian dari budaya baru di Kabupaten Bogor, mengingat wilayah ini memiliki dua pendopo bersejarah satu di Malasari yang menjadi pusat pemerintahan sementara pada masa penjajahan, dan satu lagi di Cibinong yang kini menjadi pusat pemerintahan.

“Makna dari tradisi ini adalah untuk mengajarkan dan memberikan edukasi kepada generasi muda bahwa Kabupaten Bogor kaya dengan sejarah yang harus tetap kita jaga dan lestarikan,” jelasnya.

Namun, ia juga menyoroti kondisi fisik pendopo di Malasari yang kurang layak. Menyadari pentingnya bangunan bersejarah ini, Asmawa memastikan bahwa renovasi pendopo tersebut sudah masuk dalam perencanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan maupun alokasi tahun 2025.

“Renovasi akan dilakukan secara totalitas, tetapi keaslian bangunan harus tetap dipertahankan. Ada beberapa hal yang perlu direhabilitasi dan itu sudah menjadi kewajiban pemerintah,” tegasnya.

Pada acara ini, hampir seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) hadir untuk melihat langsung kondisi pendopo Malasari.

Asmawa berharap kehadiran para OPD dapat memberikan kontribusi pemikiran dalam menjaga kelestarian warisan sejarah yang ada di Kabupaten Bogor.

“Dengan hadirnya para OPD, kita bisa bersama-sama memikirkan langkah-langkah konkret untuk melestarikan sejarah ini,” tambahnya.

Selain itu, Asmawa juga membahas infrastruktur akses jalan menuju pendopo Malasari yang masih dalam kondisi kurang baik.

Meski beberapa titik sudah mengalami perbaikan, ia berkomitmen untuk terus mendorong peningkatan infrastruktur di daerah-daerah yang selama ini kurang tersentuh.

“Kita ingin ke depannya pendopo di Malasari ini menjadi destinasi wisata sejarah yang layak, dan tentu kita akan mempersiapkan infrastrukturnya, terutama akses jalan,” tutupnya.(And)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini