Kab.Bogor, Bogorpolitan.com ||
Tim Kuliah Kerja Nyata Tematik Inovasi (KKN-T Inovasi) dari IPB University berhasil melaksanakan program kerja MPASI Sehat di Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor.
Program ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya stunting dan cara mengatasinya melalui penyuluhan dan demonstrasi memasak Makanan Pendamping ASI (MPASI).
Kegiatan ini diadakan karena tingginya angka stunting di Desa Sukaresmi akibat kekurangan gizi kronis.
Ketua tim KKN-T Inovasi Daniel Rumahorbo mengungkapkan, bahwa stunting merupakan isu serius yang dapat mempengaruhi perkembangan fisik dan kognitif anak, serta menurunkan kualitas sumber daya manusia di masa depan.
“Guna mengurangi dan meminimalisir angka stunting di Desa Sukaresmi, kami memutuskan untuk melaksanakan program MPASI Sehat yang berkolaborasi dengan Puskesmas dan Posyandu setempat,” katanya.
Tim KKN-T Inovasi yang terlibat dalam kegiatan ini terdiri dari Daniel Rumahorbo, Aisha Nadine Sharikha, Nailah Qotrunada SP, Sitta Vidyadevi Iswara, Raihan Ramadhani, Roseria Kurnia BSP, dan Miftahul Nur Baharuddin.
Mereka memberikan penyuluhan tentang bahaya stunting bagi anak-anak dan cara-cara untuk menekan angka stunting di desa tersebut.
Selain itu, tim juga mengadakan demonstrasi memasak MPASI bagi ibu hamil dan ibu yang memiliki anak di bawah usia lima tahun (balita). Program MPASI Sehat memberikan dampak positif bagi masyarakat.
“Program ini memunculkan pemahaman baru mengenai makanan apa saja yang boleh dan tidak boleh dimakan oleh anak berusia di bawah satu tahun,” jelasnya.
Anak-anak di bawah usia satu tahun, misalnya, kata dia, tidak boleh mengonsumsi makanan bertekstur keras seperti kacang-kacangan.
Program ini juga memperkenalkan resep-resep MPASI yang mudah dan cepat dilakukan dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar Desa Sukaresmi.
Salah satu resep yang diperkenalkan adalah bubur ayam jamur.
Program MPASI Sehat berjalan lancar berkat bimbingan dan bantuan dari Ibu Rindy Apriyani, Ibu Anna Qorina, serta kader posyandu dan pihak Puskesmas setempat.
“Resep makanan MPASI yang kami buat mengacu pada buku panduan kebutuhan MPASI dari Kemenkes yang dimodifikasi berdasarkan ketersediaan bahan yang mudah ditemukan. Kami sengaja membuat makanan dengan bahan yang mudah dijangkau di lingkungan sekitar Desa Sukaresmi dengan harapan dapat menambah semangat ibu-ibu untuk membuat makanan MPASI bagi anaknya,” kata Daniel.
Antusiasme ibu-ibu di Desa Sukaresmi cukup tinggi, terlihat dari banyaknya pertanyaan seputar makanan bergizi bagi anak mereka.
Keberhasilan program ini juga ditandai dengan hasil post-test yang menunjukkan peningkatan pemahaman ibu-ibu tentang stunting dan cara mencukupkan gizi anak mereka.
“Program kerja MPASI Sehat oleh tim KKN-T Inovasi IPB University ini diharapkan dapat terus berlanjut dan menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam upaya menekan angka stunting dan meningkatkan kualitas gizi anak-anak di Indonesia,” pungkasnya.(And)